Pulang ya, Nak

[Short Story]

Nak,  apa kabar? Ibu kangen kamu

[kring 3x]
Huh,  Aku terbangun terkejut dan mematikan alarmku. Lagi - lagi mimpi itu terus membayangi tidurku. Maaf ibu, aku belum bisa pulang sekarang. Boy masih ada deadline novel yang harus terselesaikan selepas lebaran nanti.

Tubuhku masih lemas untuk berdiri.  Aku buka handphone yang berada di meja kecil sebelah tempat tidurku. Kucari foto ibu yang masih tersimpan rapi didalam galeri. Kupandangi wajahnya yang cantik dengan hijab yang merah merona.  Bibir tipisnya memancarkan senyuman semanis gula batu.  Seketika mata yang semula memerah karena kantuk,  berubah mengeluarkan air yang berlinang. Ah, aku kangen ibu.

Selepas memandangi ibu, aku beranjak dari tempat tidurku untuk meregangkan otot yang salah posisi saat tidur. Menguap dan ngulet adalah hal yang menyenangkan yang selalu aku lakukan.

Seketika hpku berdering. Ternyata Bapak menelepon. Aku kembali duduk dan mengangkat telepon dari Bapak.

"Assalamualaikum, Pak"

"Walaikumsalam, Nak. Gimana kabarmu?"

"Alhamdulillah baik, Pak.  Bapak sehatkan?"

"Iya Alhamdulillah, Nak.  Lebaran kali ini pulang tidak? udah 2 tahun lebaran ini kamu ga pulang pas lebaran.  Bapak kangen bisa sholat ied sama kamu."

Ternyata,  Bapak juga menanyakan hal yang sama seperti mimpiku.  Aku bingung juga malu karena takut menyakiti hati bapak.

"Nak, kamu gapapa?"

"Eh, iya, Pak. Maafin Boy ya pak, Boy belum bisa pulang lebaran ini. Boy masih ada deadline novel Pak selepas lebaran nanti."

"Yasudah gapapa, Nak. Kamu yang semangat ya ngerjain novelnya. Inget,  urusan akhirat harus lebih dulu dari duniawi, apalagi di bulan yang suci ini. Kak devi besok udah cuti. Bapak masih ada temennya kok. Kalo kamu udah selesaikan novel kamu,  cepet pulang ya, Nak. Biar bisa nyekar ke makam Ibumu. Bapak kangen sama beliau."

"Iya, Pak. Semalam Ibu juga kangen sama Boy."

"Maksudnya, Nak? Kamu ketemu sama ibu?"

Pulang ya, Nak. Ibu kangen kamu...

— end story

Komentar